Jumat, 24 Desember 2010

Berbagai Kesalahpahaman Tentang LDII


Saya ingin mengulas beberapa kesalahpahaman yang saya tahu tentang LDII. Hal ini karena sudah bercampur aduknya antara informasi yang benar dan informasi yang bersifat fitnah. Walhasil orang tidak tahu lagi mana yang benar tentang LDII mana yang tidak. Saya seorang pengamat dari sudut netral berusaha menempatkan kembali beberapa salah paham yang berkembang tentang LDII. Semoga bermanfaat.

1. LDII percaya Pak Nurhasan sebagai jalan sanad satu2nya di dunia
Apa yang saya tahu:

LDII dari dulu sampai sekarang berusaha menyebarkan mubaligh2nya untuk menimba ilmu dari guru2/syekh2 yang bisa dibuktikan mempunyai ijazah sanad. Entah itu di Saudi, Thailand atau negara lain tidak masalah.

2. Tidak LDII itu neraka, hanya LDII sebagai calon ahli surga:
Apa yang saya tahu:
LDII selalu menekankan bahwa yang selamat itu adalah Islam yang bentuknya berjamaah (ada imamnya) dan ilmunya didapat dari Manqul Musnad Mutashil (MMM). Jadi terbuka kemungkinan ada jamaah lain di muka dunia ini yang juga mempunyai kaidah yang sama dan bukan LDII. Contohnya yang paling mendekati adalah keimaman kerajaan Saudi. LDII sangat respect dengan Saudi dan ulama2nya.

3. LDII tidak mau sholat di belakang non LDII:
Apa yang saya tahu:
Lihat uraian point nomer 2. LDII menganggap kerajaan saudi juga menjalankan kaidah2 keimaman dan MMM. Orang2 LDII jikalau naik haji ya tetap sholat di belakang Imam Masjidil Haram/Nabawi dan mesjid2 lainnya. Jadi tuduhan hanya mau sholat di belakang orang LDII sangat tidak valid.

4. Mencuri harta orang lain di luar orang LDII tidak apa2:
Apa yang saya tahu:
Saya pernah bertanya ke para senior LDII mengenai hal ini. Ternyata ada sebuah kisah real tentang mubaligh2 jaman Pak Nurhasan yang pergi mengaji melewati kebun mangga meminta kepada penjaga kebun. Penjaga memberikan beberapa mangga ke mubaligh tersebut. Tetapi sesampai di pondok dan Pak Nurhasan tahu, mubaligh tersebut disuruh tobat dan minta maaf pada yang punya mangga (non LDII). Bahkan ketika mubalighnya berkilah sudah minta izin ke penjaga, Pak Nurhasan tidak mau tahu karena penjaga bukan pemilik.
Dari cerita ini saya berkesimpulan bahwa di LDII mencuri harta orang non LDII adalah tetap mencuri. Adapun individu2 di LDII yang mencari2 alasan untuk tetap mencuri dan korupsi dan menipu adalah pandangan dan tanggung jawab pribadi2 tersebut. Karena kalaupun orang tersebut keluar LDII, kelakuannya pun kemungkinan besar akan sama saja (tetap gemar mencuri).

5. LDII super pede bahwa bahwa dengan masuk LDII pasti masuk surga.
Bagi saya ini terlalu "menyalah2kan orang". Adalah hak LDII untuk pede dan percaya diri bahwa dengan masuk LDII bisa masuk surga. Sebagaimana halnya anda (yang islam) percaya bahwa dengan menganut agama islam akan masuk surga. Adapun setelah masuk LDII, lagi-lagi tergantung si individu apakah mau menjalankan apa2 yang diajarkan atau tidak. Jika mau menjalankan sudah tentu akan mendapatkan ganjaran surga (menurut pemahaman LDII). Sama saja dengan kepahaman orang "umum" tentang menganut islam. Jika sudah menganut islam, tentu saja sudah memegang "tiket masuk" ke surga. Tetapi tiket tersebut bisa saja "hilang" atau "dibuang" dengan melakukan kemaksiatan (apalagi meninggal dalam keadaan maksiat). Jadi sebelum menyalahkan LDII yang super pede dengan ajarannya, silakan berkaca pada diri sendiri: Apakah anda yakin dengan islam yang anda anut? Kalau tidak yakin, buat apa capek2 menganut Islam?